Sifat
Totifotensi sebagai Dasar Kultur Jaringan
Totifotensi ( total genetic potential ), yaitu
kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori
totifotensi ini dikemukakan oleh seorang ahli fisiologi yang berasal dari
jerman bernama G. Heberlandt tahun 1898. Pad tahun 1969, F.C. Steward menguji
teori tersebut dengan cara menumbuhkan satu sel empulur wortel menjadi satu
individu tanaman wortel. Sifat totifotensi ini dimanfaatkan dlam suatu teknik
perbanyakan tanaman secara vegetative yang disebut kultur jaringan.
Kultur jaringan merupakan
teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun,
mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap.
Tahapan tekniuk
kultur jaringan adalah :
1.
Pembuatan
media yang mengandung gram mineral, vitamin, dan hormone, kadang dengan
tambahan gula dan agar. Media ditempatkan dalam wadah kaca, seperti botol kaca,
cawan petri, atau tabnung reaksi yang bersifat tembus cahaya.
2. Inisiasi,
yaitu pengambilan eksplan (bagian tanaman yang akan dikulturkan).
3. Sterilisasi,
yaitu mensterilkan eksplan dan alat-alat yang akan digunakan untuk mencegah
kontaminasi mikroorganisme.
4. Multiplikasi,
yaitu kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Eksplan dapat langsung tumbuh menjadi planlet (tanaman kecil), namun kadang
kala eksplan harus melalui tahap kalus. kalus adalah massa sel yang tidak
terdeferensiasi. Dengan penambahan hormon, kalus dapat tumbuh menjadi planlet.
5. Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan planlet dari media ke tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar